Selasa, 19 Juli 2011

ALTERASI

ALTERASI DAN MINERALISASI

            Studi mengenai Endapan Mineral tidak bisa terlepas dari dua proses yaitu proses Alterasi dan Mineralisasi, proses ini pada umumnya diakibatkan oleh adanya larutan magma ataupun persentuhannya dengan atmosfer bumi, kedua proses ini selalu terjadi bersamaan pada saat terjadi endapan mineral.
Pada praktikum kali ini kita lebih membahas mengenai pembahasan masalah zona – zona alterasi dan mineralisas, namun didalam pembagian zona – zona tersebut tidak terlepas dari proses mineralisasi.
            Definisi proses Alterasi adalah proses yang mengakibatkan terjadinya suatu mineral baru pada tubuh batuan yang merupakan hasil ubahan dari mineral – mineral yang telah ada sebelumnya yang diakibatkan oleh adanya reaksi antara batuan dengan larutan magma, yang dimaksud dengan larutan magma adalah larutan hidrotermal ataupun akibat kontak  dengan atmosfer. Sedangkan definisi proses Mineralisasi adalah proses pembentukan mineral baru pada tubuh batuan yang diakibatkan oleh proses magmatik ataupun proses yang lainnya, namun mineral yang dihasilkan bukanlah mineral yang sudah ada sebelumnya.
            Reaksi – reaksi yang berperan penting didalam proses alterasi (reaksi kimia antara batuan dengan fluida) adalah :
  1. Hydrolisis
  2. Hydrasi – Dehidrasi
  3. Metasomatisme alkali – alkali tanah
  4. Dekarbonasi
  5. Silisifikasi
  6. Oksidasi reduksi
  7. Sulfidasi, Fluorisasi
  8. Silikasi.

  1. Hidrolisis : Proses pembentukan mineral baru akibat terjadinya reaksi kimia antara mineral tertentu dengan ion H+, contohnya :
3 KalSiO3O8 + H2O(aq)                Kal3Si3O10 (OH)2   6SioO2 – 2K
K - Feldspar                               Muscovite (Sericite)  Kuarsa
3 NaAlSi3O8 + 2H+(aq)                NaAl3Si3O10(OH)2 – 6SiO2 – 2N-(aq)

b. Hidrasi : Proses pembenmtukan mineral baru dengan adanya penambahan molekul H2O. Dehidrasi adalah sebaliknya.
           Reaksi Hidrasi :
            - 2 Mg2SiO4 + 2H2O + 2 H+                Mg3Si2O5(OH)4 + Mg2+
                 Olivine                                                Serpentinite
            - Fe2O3 + 3 H2O                   2 Fe (OH)3


            Reaksi dehidrasi :
            Al2Si2O5(OH)4   +    2 SiO2                       Al2Si4O10 (OH)4 + Mg2+
            Kaolinit                    Kuarsa                      Pyrophilite
c.      Metasomatisme alkali – alkali tanah
Contoh:
2CaCO3 + Mg2+                     CaMg (CO3)2 + Ca2+
Calcite                                     Dolomite
KalSi3O8 + Mg2+ + 10H2O                 Mg (AlSi3)O10(OH)8 – K+ + 12H-
K – Felspar                                          Klorite       
KalSi3O8 + Na+                    NaALSi3O8 + K-
K- Feldspar                           Albite
d.  Dekarbonisasi reaksi kimia yang menghasilkan silika dan oksida, contoh :
     CaMg(CO3)2 + 2 SiO2                   (CaMg)SiO2  +  2 CO2
      Dolomite          Kuarsa                  Dioside
MgCO3                  MgO    -      CO2
 

e.     Silisifikasi adalah proses penambahan atau produksi kuarsa polimorfnya,   contohnya:
2 CaCO3  +  SiO2   -  4 H-                2Ca2-  +  2 CO2 + SiO2 – 2 H2O    
Calcite                                                   Kuarsa
Mg SiO3 + CO2                             SiO2    +     Mg CO3
f.      Silisikasi : adalah proses konversi atau penggantian mineral silikat, contohnya:
CaCO3      +     SiO2                          CaSiO3  + CO2
Calcite            Kuarsa                        Wollastonite
g.      Reaksi – Oksidasi, contohnya:

4 Fe3O4     +       O2                6 Fe2O3

2KFe3AlSi3O10 (OH)2 + O2                      2KAlSi3O8    +   2Fe3O4 + 2H2O

h.      Sulfida, fluorisasi
Contonya :
2 KFe3AlSiO10 (OH)2 + 6 S2                  2 KAlSi2O8 + 6 FeS2 + 2H2O – 3 O2

Zonasi Alterasi dan mineralisasi Hidrotermal :
Zona Alterasi Hidrotermal dapat dibagi menjadi lima (5) zona berdasarkan kumpulan mineral ubahan yaitu :
  1. Zona Potasik
Merupakan alterasi yang ada pada bagian dalam dari suatu sistim hidrotermal dengan kedalam bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter. Dicirikan oleh ubahan mineral Biotite sekunder, K-Feldspar, Kuarsa, serisit dan magnetit. Mineral logam berupa sulfida berupa Kalkopirite dan Pyrite dengan perbandingan 1 : 1 hingga 1 : 3, bentuk endapan dapat dijumpai dalam bentuk mikroveiletmaupun veinlet serta dalam bentuk disseminated.
PPPembentukan Biotite sekunder inmi dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik terutama mineral hornblrnde dengan laruten hidrotermal yamng kemudian menghasilkan biotite, feldspar maupun piroksin, reaksinya sebagai berikut :
Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11­ + SiO2 + 13O2+6K+                            
            Hornblende                                      Kuarsa
K2(mg,Fe)2(OH)2AlSi3O10­ + 4KalSi3O8 + Ca (Mg,Fe)(SiO3)2(Al,FeO3)2
       Biotite                             Feldspar                  Augite
2Mg2+ + Ca2+
Selain biotisasi tersebut, mineral klorit muncul sebagai penciri zona ubahan potasik ini, Kloriot merupakan  mineral ubahan dari mineral mafik terutama pyroksin, hornblende, maupun biotit, hal ini dapat dilihat bentuk awal dari mineral piroksin dengan jelas mineral tersebut telah mengalami ubahan memnjadi klorite. Pembentukan mineral klorite ini pada reaksi antara mineral pyroksin dengan larutah hydrothermal yang membentuk klorite, felspar serta mineral logam berupa magnetite dan hematit.
Serisit dijumpai dalam jumlah yang sedikit dimana mineral ini merupakan mineral ubahan dari mineral feldspard yang merupakan mineral primer penyusun batuan.
Kumpulan mineral Biotite, Klorite, serisit, k-feldspard, kuarsa yang dijumpai pada zona potasik ini terbentuk pada kondisi dimana kandungan Fe dan Mg terus bertambah pada tekanan gas tertentu, sedangkan komposisi ubahan k – feldspar dan serisit yang stabil terbentuk pada kondisi magmatik akhir dan hidrotermal awal.
Mineral yang dijumpai pada zona ubahan potasik ini umumnya berbentuk menyebar dimana mineral tersebut merupakan mineral – mineral sulfida yang dalam pengamatan megaskopis terdiri atas pirit maupun kalkopirite dengan perimbangan yang relatif sama. Mineral lainnya berupa Azzurite dan Barite. Disamping berbentuk menyebar, mineralisasidijumpai juga dalam bentuk veinlet maupun mikroveinlet mineral yang mengisi dalam bentuk ini umumnya berupa kuarsa serta mineral sulfida pirite dan kalkopiriote.
Bentuk mineralisasi yang menyebar dan veinlet yang dijumpai pada zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh metasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada batuan induk ataupun adan intervensi dari larutan magma sisa (larutan hidrotermal) melalui rekahan batuan ataupun melauli pori – pori batuan dan seterusnya berdifusi dan mengkristal pada rekahan pada batuan ataupun pori batuan.
                                                                                                                                          
  1. Zona serisitisasi (philik)
Merupakan zona alterasi yang terletak pada bagian luar bdari zona potasik, dicirikan oleh kumpulan mineral ubahan serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan pirit yang melimpahdan sejumlah anhiodrite. Alterasi ini berhubungan dengan tingginya rekahan bentuk endapannya berupa vein maupun veinlet yang diisi oleh serisit, kuarsa dan mineral sulfida.
Penciri utama zona ini adalah munculnya mineral serisit secara intensif serta mineral kuarsa ubahan (sekunder). Zona ubahan ini ditandai oleh munculnya mineral berupa mineral lempung, sedangkan biotite sekunder dan klorite dijumpai dalam jumlah yang sedikit.
Melimpahnya serisit pada zona ini merupakan hasil ubahan dari mineral palgioklas dan ortoklas yang menyusun batuan, reaksi kimianya sebagai berikut :
3KalSi3O8 + 2H+                         Kal3Si3O10(OH)2 + 6SiO2 + 2 K+
Feldspar                                       Serisit                      Kuarsa
Kuarsa juga dapat terbentuk dari reaksi feldspar dengan piroksin :
KalSi3O8 + Ca (Mg,Fe)(siO­)2 + 2S4O2                           FeS2+2SiO2+3K+Mg
Feldspar       Piroksin                                                  Pirit     Kuarsa
(Si3Al)O10 (OH)8 + Ca2+
      Klorite
Mineral sulfide pada zona ini didominasi oleh Pyrite dimana kandungan pyrite tersebuit semakin berkembang kearah luar zona ini.

  1. Zona Propilitik
Zona ini berkembang pada bagian luar dari zona alterasi, yang dicirikan oleh kumpulan mineral epidot maupun karbonat dan juga klorite. Alterasi ini dipengaruhi oleh penambahan unsure H dan CO2. Mineral logam pirite mendominasi zona ini dimana keterdapatannya dijumpai mengganti fenokris piroksin maupun hornblende, sedangkan kalkopirite jaranmg dijumpai.
Pada pengamatan lapangan, batuan yang termasuk pada zona ini umumnya menampakan warna abu – abu hingga abu – abu kehijauan, hal ini disebabkan oleh ubahan dari mineral penyusun batuan menjadi mineral yang umumnya berwarna hijau yaitu kloriote dan epidot.

  1. Zona Argilik
Zona ini terbentuk akibat rusaknya unsure potassium, kalsium dan magnesium menjadi mikneral lempung. Zona ini dicirikan oleh mineral lempung, kuarsa dan karbonat. Unsur potassium, kalsium dan magnesium dalam batuan berubahh menjadi montmoriloni, illit, hidromika dan klorite. Pada bagian atas dari zona ini terbentuk zona advance argilik pada kondisi fluida yang lebih asam dibandingkan zona argilik. Zona ini tidak selalu hadir, dicirikan oleh mineral kuarsa, silica amor seperti andalusit, alunit, dan korundum. Kehadiran mineral sulfide tidak intensif dijumpai, kandungan pirite sekitar 2%.
  1. Alterasi Skarn
Alterasi ini terbentuknya akibat adanya kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wallasoniteserta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh kehadiran mineral klorite, tremolit, aktinolit, dan kalsit dari larutan hidrotermal.
Proses pembentukan skarn akibat urutan kejadian – metasomatisme – retrogradasi:
-          Isokimia : Meruipakan transfer panas antara larutan magma dengan batuan samping. Proses ini H2O dilepas dari intrusi dan CO2 dari batuan samping yang karbonat. Proses ini sangat dipengaruhi oleh temperature, komposisi dan tekstur hots rocksnya
-          Metasomatisme : Pada tahap ini terjadi eksolusi larutan magma ke batuan samping yang karbonat sehingga terbentuk kristalisasi pada bukaan – bukaan yang dilewati larutan – larutan magma.
-          Retrogradasi : merupakan yahap dimana larutan magma sisa telah menyebar pada batuaa samping dan mencapai zona kontak dengan water table sehingga air tahan turun bercampur dengan larutan.







ALTERATION COLOURS

ALTERATION STYLE
CODE
MINERAL ASEMBLANGE
KEY MINERAL (S)
MAP COULOR
”PROPYLITIC”
Prop
Epidot,chlorite+Illite, Illite-smectite,carbonate anhydrite,clay,quartz,pyrite
Chlorite, epidote
Dark green
”POTASSIC”
Pot
K-spar/albit,biotite+magnetite,
Chlorite, sericite,anhydrite
K – spar, Biotite
Red
”PHYLLIC/
SERICITIC”
Phy
Sercite,Illite+quartz,adularia,
Smectile, anhydrite,pyrite
Sericite, Illite
Pale blue
« ARGILLIC »
Arg
Clay’s :kaolinite,dickite,smevti
Te + Pyrite, gypsum.
Kaolinite + Pyrite
Tan
« PORPHYRY-RELATED ADVANCED ARGILIC »
Adarg
Kaolinite,dickite, alunite,pyropillite,vuggy silica,pyrite,gypsum
Kaolinite-dickite,alunite,vuggy sillica
Yellow
“SILICIFICATION”
Sil
Quartz (>30%, vol)
Quartz
Pink

Tidak ada komentar:

Posting Komentar